Sabtu, 09 April 2011

a story begin with a hope

setelah sekian lama tak kian online.. rasanya kangen sama blog ini deh~ hehehe gw udh bikin cerita panjang dan bakal gw taro dikit dikit aja di sini.. biar kalian semua ga bosen hehe.. semoga ada yang baca blog gw ya haha..

ini bercerita tentang seorang cewe yang bakal jatuh cinta sama artis.. dan gw harap kalian suka.. ceritanya ga alay dan kali ini gw bener bener bertekat buat nyelsain ni cerita dan kirim ke penerbit! makasih :)


EVERLASTING VIOLET SKY,
Bianca Marvella

PART 1

Shibuya, Tokyo

“Pokoknya kau harus datang untuk konser kali ini!”

“Semoga saja, aku tidak janji. Minggu ini aku cukup sibuk,”

“Ahh tidak bisa begitu! Kau belum pernah nonton konser ku selama ini kan?”

“Memang belum, tapi kan aku sudah mendengar kan lagu – lagu onichan. Aku bahkan punya full CDnya,”

“Hey, tapi masa ada adik yang tidak pernah menonton konser kakaknya sendiri?”

“Hey, aku nonton konsermu kok. Ya walaupun di televisi sih. Tapi kan sama saja!”

“Itukan beda! Pokoknya kau harus datang dan melihat ku di atas panggung,”

“Tapi aku belum tentu bisa datang. Kenapa kau tidak konser di Jepang saja? Kau kan sangat terkenal di Jepang. Jadi kan aku tak perlu capek capek ke Korea,”

Tanyalah pada managerku. Lagi pula baru bulan kemarin aku sudah tur ke Jepang. Kau saja yang tidak nonton,”

“Yah mau bagaimana lagi? Aku kan kehabisan tiket. Sudahlah, aku akan mengusahakannya, nanti aku akan mengabarimu lagi,” Chae Rin memutuskan telponnya, dan menelpon orang lain. Yang terdengar hanyalah suara mailbox. Tapi melihat dari raut wajahnya tidak ada yang disesalkan. Ia malah tersenyum dan meninggalkan mailbox,

“Appa, besok aku jadi ke Korea. Sampai bertemu lagi di Jepang!katanya, lalu menutup ponsel dengan perlahan sambil menatap langit sore yang jernih. Sangat indah di pandang. Terlihat dari sana kalau matahari mulai meninggalkan langit birunya. Ia berjalan di Shibuya yang masih ramai hingga saat ini. Shibuya dipenuhi orang orang kantoran yang terlihat baru saja pulang bekerja. Lampu lampu jalan menyala yang menandakan malam telah tiba. Ia sedang memutuskan kemana sekarang ia harus pergi. Tercium masakan teriyaki di restoran ujung sebelah sana. Aromanya yang menggoda sangat menghipnotis Chae Rin untuk ke sana. Tapi di ujung yang berlawanan tercium aroma roti yang baru saja di panggang. Aroma manisnya juga sangat menghipnotis Chae Rin dan tidak kalah menggoda dengan restoran teriyaki. Tapi dia telah memutuskannya. Dia terus berjalan sampai kesebuah toko. Ia berdiri di depan pintu toko tersebut, diam sebentar lalu masuk dengan perlahan. Terdengar alunan musik yang terdengar tidak asing di dunia permusikan Jepang, yang dilanjutkan dengan sambutan seorang penjaga toko tersebut,

“Irrashimase!” katanya dalam bahasa Jepang. Chae Rin berputar untuk melihat toko tersebut. Toko yang seharusnya sudah tidak asing lagi baginya, tapi sekarang terlihat cukup asing baginya. Chae Rin membalikan badan ke arah penjaga toko tersebut lalu membalas senyumannya. “Ah Sayu-san. Sudah lama sekali anda tidak ke sini! Ada perlu apa kali ini?,” tanya penjaga toko tersebut sambil tersenyum. Kelihatanya ia sudah kenal cukup dekat dengan Chae Rin

“Hmm aku sedang mencari topi-topi bagus. Bukankah itu hanya bisa ku dapatkan di sini,” jawab Chae Rin sambil tertawa,

“Tentu, topi untuk wanita yang terbaru sudah ada di sebelah sana,” kata penjaga toko tersebut sambil menunjuk salah satu display di sana. Chae Rin mencuri pandang dan kesana sebentar.

“Ah bukan, aku mencari topi untuk laki laki,” kata Chae Rin yakin,

“Laki laki? Kekasih anda?” Tiba tiba saja alunan lagunya berganti, berganti dengan lagu yang terdengar sangat tidak asing di telinga Chae Rin. Ia menunduk dan tersenyum,

“Bukan, tapi untuk kakak laki laki saya,” kata Chae Rin sambil mengangkat kepalanya. Lagu itu berjudul, Never by ZerØ

Penjaga toko tersebut terlihat mengerutkan dahinya sedikit. Lalu mengantarkan Chae Rin ke sebuah lorong. Lorong yang tidak terlalu panjang tapi memiliki rak yang sangat tinggi mencapai plafon toko tersebut. Berjejer di sana topi dari segala warna dan tipe. Sangat rapi dan menawan untuk di pandang. Chae Rin melihat beberapa topi dan mencobanya sambil membayangkan kakaknya yang memakainya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengambil sebuah topi yang menurutnya bagus dan cocok untuk kakaknya. 1 topi cap warna hitam bertulisan Y warna silver metallic. Tidak lupa ia menyempatkan diri untuk melihat topi-topi terbaru yang ada di display. Terlihat topi fedora hitam bergaris garis putih yang menarik perhatiannya. Ia mengambil topi itu lalu mencobanya, dan memutuskan untuk membelinya. “Semuanya, 1900 yen,” kata penjaga toko tersebut saat menghitung hasil belanjaan Chae Rin. Chae Rin mengeluarkan uang dari dompetnya lalu memberikannya ke penjaga toko tersebut. “Arigatou gozaimasu!” kata penjaga toko tersebut sambil membungkukan badannya. Chae Rin membalasnya dengan senyuman lalu keluar dari toko tersebut. Terlihat langit sudah gelap. Lampu lampu malam sudah bangun dari tidurnya. Toko toko sudah di terangi lampu lampu yang berwarna warni. Chae Rin berjalan menuju stasiun sambil melihat pemandangan malam di Shibuya. Tadinya ia ingin mampir terlebih dahulu ke toko roti. Namun pikirannya telah berubah. Ia ingin cepat cepat pulang untuk mempersiapkan keberangkatannya ke Korea besok pagi.

Chae Rin kembali ke rumah dan mendapatkan rumahnya masih kosong. Itu berarti ayahnya masih belum pulang. Ia yang tadinya mengendap endap di ruang tamu dan berniat untuk mengagetkan ayahnya malah menghela napas melihat ayahnya yang belum pulang. Akhirnya Chae Rin membawa belanjaannya ke kamar. Chae Rin membuka pintu kamarnya perlahan lahan dan masih berharap kalau ayahnya sudah pulang dan menunggunya di kamar. Tapi hal itu tidak kian menjadi. Baru sebentar duduk tiba tiba ponselnya berbunyi. Dia menjawab telponya dengan enggan,

Moshi moshi,” namun raut wajahnya yang musam tiba tiba saja berubah,

Appa? Kenapa tidak pulang hari ini? Bukankah ayah janji mau pulang hari ini?” tanya Chae Rin.

“Tidak bisa, hari ini Ayah tidak bisa pulang, ada urusan mendadak. Oh ya Ayah sudah mendapatkan mailbox dari mu, apa benar kau akan kembali ke Korea besok?” tanya ayahnya penasaran. Wajah Chae Rin yang tadinya kusut saat mendengar ayahnya tidak jadi pulang, langsung kembali gembira,

Ne, aku jadi pulang ke Korea besok, sesuai dengan rencana!” katanya,

“Oh begitu, ya sudah kalau begitu. Jaga diri baik baik, dan telpon ayahmu saat kau sudah sampai di Korea, kau ini kan masih pelajar ayah jadi sedikit khawatir,” kata ayahnya yang terdengar sangat khawatir bukan sedikit khawatir, Chae Rin hanya bisa tertawa mendengarnya.

“Iya aku akan baik baik saja. Ayah juga, jaga diri ya, jangan lupa makan, nanti Ayah sakit,” kata Chae Rin ikut mengkhawatirkan ayahnya, “Iya iya, salam untuk ibu dan kakakmu. Katakan pada mereka Ayah masih di Hokkaido jadi tidak bisa pulang sekarang.

“Baiklah akan ku sampaikan pada mereka, sampai nanti, Appa.” katanya lalu menutup ponselnya.


bersambung



Transparent Yellow Star